Warung Biru Merupakan warung makan yang berdiri sejak Tahun 2000 Beralamat di Semarang Selatan Jln. Wonodri Krajan 3 / PIP (BPLP) Semarang,Menyajikan Masakan Khas Jawa Tengah dengan Ciri Khas Prasmanan atau Ambil Sendiri Menu Mkanan & Minuman Yang Di Sajikan Lumayan lengkap Diantaranya Ice Campur, Ice Teler, Ice Buah,dll. Gorengan juga ada MENDOAN terutama pelayanan ramah dan bersahabat. Waroeng Biroe Juga menyediakan bermacam2 Tas mulai dari anak2 hingga dewasa .Harganya Juga Terjangkau... BURUAN DATANG DAN RASAKAN SENSASINYA......Terimakasih

Senin, 26 April 2010

Simpang Lima

Berkembangnya fungsi Simpanglima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Berfungsi sebagai tempat upacara, Simpanglima juga menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu. Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekeliling alun-alun. Sementara itu souvenir, alat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal sampai hiasan rambut, juga dijual di sini. Sebagai pusat Kota Semarang. Simpang Lima dapat dikatakan sebagai pusat keramaian. Ini terlihat karena seputar Simpang Lima terdapat pusat perbelanjaan seperti Citraland, Simpang Lima Plaza, Gajahmada Plaza, Pusat pertokoan Simpang Lima dan Hotel Berbintang, yaitu Hotel Ciputra dan Hotel Horison. Selain pusat perbelanjaan juga terdapat tempat ibadah yaitu Masjid Baiturrahman. lapangan Simpang Lima selain untuk upacara dan pertunjukan juga sebagai tempat rekreasi. Pada malam hari Simpang Lima banyak dikunjungi masyarakat untuk bersantai menikmati suasana malam hari.





Seminggu yang lalu saya berkesempatan untuk kembali ke Semarang untuk Acara Nikahan Temen Saya. Kunjungan saya terakhir adalah dua tahun lalu dan seperti biasanya saya tidak punya banyak waktu untuk menjelajah kota ini secara menyeluruh.

Menginap di Horison hotel yang terletak di Simpang Lima saya bisa melihat apa yang terjadi di persimpangan yang sangat terkenal itu, lokasi yang bukan saja menjadi pusat dari kota Semarang melainkan juga pusat aktivitas warga. Banyak kota memiliki simpang lima tetapi Simpang Lima Semarang memiliki kepopuleran yang lebih.

Simpang Lima Semarang di hari Minggu pagi menjadi sasaran bagi warga untuk berolah raga, rekreasi, dan berjualan. Tidak heran kalau pada hari itu kawasan Simpang Lima mendadak menjadi area kaki lima terbesar di Semarang seperti terlihat pada gambar. Di lapangan akan terlihat beberapa kelompok orang dewasa sedang bermain sepak bola. Sementara di pinggiran lapangan beberapa mobil-mobilan bertenaga baterai disewakan kepada orang tua yang membawa anak-anak usia 4-6 tahun.

Pada waktu-waktu tertentu lapangan Simpang Lima dijadikan panggung bagi grup band dari ibu kota di mana masyarakat akan tumpah ruah menikmati hiburan murah meriah.

Mengingat vitalnya daerah ini tidak heran beberapa bangunan komersil penting seperti mal dan hotel berdiri mengelilingi bundaran Simpang Lima ini. Beberapa di antaranya masih sedang dalam proses pembangunan.

Ketika saya memasuki salah satu mal yang terletak bersebelahan dengan hotel tempat saya menginap saya cukup terkagum-kagum dengan perkembangan pusat belanja di kawasan itu. Ternyata ada begitu banyak perubahan khususnya dalam industri restoran dan kafe. Terlihat ada banyak tempat makan sekaligus tempat nongkrong yang tidak sekedar menonjolkan aspek fungsionalnya melainkan juga aspek estetika sehingga orang tidak sekedar kenyang melainkan menikmati suasana nyaman untuk berlama-lama ngobrol ditemani secangkir kopi atau teh.

Semarang sekarang ini bukan Semarang yang tertinggal. Apa yang ada di Jakarta sekarang bisa juga ditemui di Semarang dan Simpang Lima tetaplah ikon yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.






Lawang Sewu

Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945) di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.

Saat ini bangunan yang berusia 181 tahun tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, di antaranya Semarang Expo dan Tourism Expo.Pernah ada juga wacana yang ingin mengubahnya menjadi hotel. Pada tahun 2007, bangunan ini juga dipakai untuk film dengan judul yang sama dengan bangunannya.

Sabtu, 24 April 2010

Pip / BPLP Semarang

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN DAN RIWAYATNYA
Politeknik Ilmu Pelayaran atau yang dulu dikenal BPLP (Badan Pendidikan dan Latihan Pelayaran atau sebelumnya dikenal Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Unit Diklat sebelumya, maka riwayat Politeknik Ilmu Pelayaran tidak dapat lepas dari masa masa sebelumnya.

Sekolah Pelayaran Semarang (SPS)

Mengingat masa itu tenaga Pelaut Bangsa Indonesia masih kurang (sebagian besar masih terdiri dari bangsa Belanda) dan mengingat pula kota Semarang merupakan kota perdagangan dan pelabuhan maka timbulah gagasan Residen Semarang saat itu yakni Almarhum Bp. RT. Milino untuk mendirikan sekolah pelayaran. Sebagai realisasi gagasan tersebut maka pada tanggal 15 Januari 1951 berdirilah Sekolah Pelayaran Semarang (SPS) yang masih berstatus Swasta dengan lokasi sementara meminjam gedung di JL. Karang Temple 121 Semarang. Untuk pertama kali pendaftaran dibuka dengan menerima 48 orang untuk untuk ijazah MPT dan 66 orang untuk jurusan Motor, sedangkan sebagai pemimpin sekolahnya adalah L.W. Van der Heuvel (Syahbandar Semarang). Setelah SPS berjalan kemudian oleh panitia SPS diusahakan agar SPS dapat berstatus negeri. Usaha panitia SPS ini berhasil dengan status Negerinya, terhitung sejak tanggal 28 April 1952 dan lokasinya berpindah ke jalan Siwalan 30 Semarang (Sekarang JL Singosari No.2A).
Sekolah Pelayaran Menengah (SPM)
Sejalan dengan perkembangan maritim dan meningkatnya jumlah kapal niaga Indonesia, maka untuk mengikutinya diperlukan tenaga-tenaga pelaut yang lebih banyak dan lebih cakap. Oleh sebab itu berdasarkan Pengumuman dari Jawatan Pelayaran No. 17/Peng/1/PIP/56 maka pada tanggal 5 Mei 1956, Sekolah Pelayaran Semarang di ubah menjadi Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Semarang. Pada saat transisi ini telah didik sampai angkatan III. Siswa yang diterima untuk jurusan Nautika dari SMP Bag A dan Untuk Teknika dari SMP bag B dan ST bagian Mesin. Tingkat Ijazah yang diberikan kepada lulusan SPM belum ditetapkan. Pada Angkatan tertentu untuk Nautika MPI dan untuk Teknika AMK-PI. Pada angkatan angkatan lainya ada yang MPB III untuk Nautika dan AMK-IS untuk Teknika. Lama Program Pendidikan 3 tahun, terdiri dari 2 tahun teori dan 1 tahun praktek berlayar.
Sehubungan dengan lajunya perkembangan Armada Niaga dan output dari SPM ini belum dapat memenuhi kebutuhan pelaut yang dirasakan kurang, maka Pemerintah mengambil kebijaksanaan memepercepat system Pendidikan dengan cara mengadakan crsh program yang di tuangkan melalui Surat keputusan Menteri Perhubungan No. LP/I/2, tanggal 3 juni 1966, mempersingkat lama pendidikan menjadi 1 tahu 6 bulan, terdiri dari 1 tahun teori 6 bulan praktek berlayar. Sedangkan untuk penerimaannya berubah yakni untuk Jurusan Nautika dari SMA B dan untuk jurusan Teknika dari SMA-B STM Mesin, sistim ini berjalan dari angkatan XIII sampai XVI.
Dengan sistim pendidikan crash program ini dalam waktu relative singkat kebutuhan tenaga pelaut untuk pelayaran interinsuler dapat terpenuhi sehingga di pandang perlu meninjau kembali kebijaksanaan yang telah lalu, maka berdasarkan surat keputusan Dirjen Perhubungan Laut No LP.5/9/6 tanggal 5 desember 1970 sistim pendidikan kembali ke gaya lama yakni untuk Jurusan Nautika diterima dari SMP B dan untuk Jurusan Teknika dari SMP B dan ST bagian Mesin, lama pendidikan 3 tahun, ini berlaku mulai angkatan XVIII hingga angkatan XX pada akhir tahun 1974.
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B)
Menjelang Pelita II kembali dunia pelayaran mengalami kemajuan yang pesat sekali sehingga kebutuhan tenaga pelaut khususnya yang berijazah pelayaran besar dirasakan sangat kurang. Kekurangan iniperlu segera diatasi mengingat sector perhubunagn merupakan jembatan untuk menunjang Pembangunan yang sedang dilaksanakan. Oleh karena itu Menteri Perhubungan Republik Indonesia lewat Surat Keputusan No.Km.41/P/Phb-74 tanggal 25 Februari 1974 menetapkan untuk menyelenggarakan pendidikan Crash Program dengan lama Pendidikan 2 ½ tahun.
Lokasi pendidikan ini berada di Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Semarang, jalan Siwalan no.30 (sekarang jalan Singosari 2A Semarang) dengan menggunakan prsarana, sarana dan fasilitas pendidikan lainya milik SPM, realisasi Surat Keputusan Menteri tersebut dimulai sejak memasuki Pelit II tahun pertama yakni pada bulan April 1974 dengan surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut No.LPD.3/6/5, tanggal 13 Maret 1974 unit diklat ini mengawali pendidikanya.Diklat yang baru ini dengan lama pendidikan 2 ½ tahun ini selanjutnya diberi nama: Pendidikan Perwira Pelayaran Besar disingkat P3B.

Pendidikan Perwira Pelayaran Besar didirikan untuk memenuhi kebutuhan angkutan laut yang pada dewasa ini dirasakan sangat kurang. P3B merupakan wadah pendidikan milik pemerintah CQ Departemen Perhubungan RI yang dikelola oleh Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan, pusat pendidikan dan latihan perhubungan laut. Saran unit diklat ini untuk mendidik pemuda pemudi Indonesia menjadi Perwira Pelayaran Besar/Niaga dengan lama pendidikan 2 ½ tahun yang terbagi atas:

* Pendidikan Teori didarat selama 1 ½ tahun
* Pendidikan praktek berlayar (prola) 1 tahun

Pendidikan Perwira Pelayaran Besar ini merupakan Pendidikan pelayaran tingkat tinggi, syarat penerimaanya diambil dari SMU paspal dan STM Mesin. Berdasarkan pola Pendidikan Pelayaran Direktorat Jendral Perhubungan Laut tahun 1974, pendidikan ini bertujuan:

1. Mendidik Pemuda pemuda Indonesia menjadi Perwira Pelayaran Besar/Pelayaran Niaga yang berwatak dan berbudi luhur serta berjiwa Pancasila.
2. Memberikan Pendidikan Tingkat Tinggi.
3. Membimbing menjadi warga Negara yang ahli dalam bidangnya yang mengutamakan pengabdian pada masyarakat, bangsa dan Negara.
4. Membina memupuk rasa kebangsaan dan kesadaran jiwa pelaut Indonesia.
5. Menghasilakn Perwira Pelayaran Besar/ Pelayaran NIaga yang dapat dibanggakan, baik dari segi teknik, watak maupun ketrampilannya dalam mengemudikan kapal dengan efesiensi serta ekonomis dan dapat dipergunkan untuk memenuhi kebutuhan kepentingan Pertahanan dan Keamanan Nasional.

Pendidikan Perwira Pelayararan Besar (P3B) memiliki 2 jurusan pendidikan:

A. Jurusan Nautika

Dengan syarat penerimaanya dari SMA paspal/ IPA. Jurusan ini mendidik calon Perwira Kapal Pelayaran Besar/ Kapal Niaga dengan ijazah Negara;

Mualim Pelayaran Besar Tk III atau Ahli Nautika Kapal Pelayaran Besar Tk III. bidang kepelautan ialah Nahkoda (MPB I)

B Jurusan Teknika

Dengan syarat penerimaanya dari SMA Paspal/ IPA san STM Mesin. Jurusan ini mendidik calon perwira kapal pelayaran besar / pelayaran Niaga dengan ijazah Negara :

Ahli Mesin Kapal Pelayaran Besar Tk A (AMK-A). Goal lulusan ini dalam bidang kepelautan ialah Kepala Kamar Mesin (AMK-C).
Proses Pendidikan
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar dalam proses pendidikannya untuk menghasilkan Perwira Pelayaran Besar dalam waktu 2 1/2 tahun terbagi atas 5 semester:
Pendidikan teori yang berupa kuliah kuliah dan laboratorium diberikan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan berdasarkan:

* Peraturan Perijazahan Kepelautan (Diploma Reglemen tahun 1939)
* Peraturan Keselamatan Pelayaran
* Ketentuan ketentuan Pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
* Pengaturan oleh Badan Diklat Departemen Perhubungan dan Pusdiklat Perhubungan Laut.

Di samping kuliah teori diberikan juga praktikum laboratorium dan peninjauan peninjauan peninjauan ke kapal kpal niaga atau galangan kapal. Sedangkan pendidikan di laut yang berupa praktek berlayar atau proyek laut dilakukan di atas kapal Niaga, baik milik pemerintah, swasta maupun asing, dengan bimbingan dari perwira kapal dan pengawasannya oleh P3B. Selama melakukan Proyek Laut, para taruna diwajibkan menyusun kertas kerja (Paper Prola).
Seluruh Taruna Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) diwajibkan tinggal di asrama selama pendidikan teori dengan mematuhi peraturan perauran yang ditetapkan serta tata tertib yang berlaku pada P3B
Maksud pengasramaan ini ialah untuk mendewasakan serta menanamkan displin layaknya seorang perwira, yang nantinya akan memikul tanggung jawab dalam mengemudikan kapal.Seluruh taruna juga wajib mentaati segala peraturan dan tata tertib pendidikan serta mengikuti kuliah secara aktip. Proses Pendidikan untuk memperoleh ijazah kepelautan melewati ujian-ujian yang diselenggarakan setiap 6 bulan sekali yaitu:

Ujian Semester 1 :

Ujian yang diselenggarakan setelah 6 bulan pendidikan.Taruna yang lulus ujian semester I barhak duduk ditingkat II untuk semester berikutnya.

Ujian Semester II:
Ujian yang diselenggarakan setelah 6 bulan pendidikan pada semester II.Taruna yang lulus pada semester II berhak duduk di tingkat III untuk melanjutkan pendidikannya pada semester berikutnya.

Ujian Semester III/Akhir Teori

Ujian yang diselenggarakan setelah enam bulan pendidikan pada semester III.Taruna yang lulus ujian semester III/Akhir teori berhak mengikuti Proyek Laut yang dilaksanakan selama 12 bulan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Panitia Ujian Negara No.736/PU/PB/K.X/’75 tanggal 14 Oktober 1975, P3B adalah Sub Panitia Ujian Negara yang berhak menyelenggarakan Ujian Negara sendiri. Maka ujian akhir teori pada semester III yang dilaksanakan dilaksanakan di P3B selanjutnya merupakan Ujian Negara untuk mamperoleh Ijazah Mualim Pelayaran Besar tingakat IIIatau Ahli Mesin Kapal Pelayaran Besar tingkat A
Setelah lulus ujian akhir teori para taruna dimutasikan ke Pusdiklat Perla untuk mendapatkan fasilitas proyek laut di kapal-kapal niaga dari Pusdiklat. Selama Proyek Laut para taruna melakukan penyelidikan dan penelitian-penelitian di atas kapal dengan bimbingan dari Perwira-perwira kapal untuk bahan penyusunan Paper Prola.
Paper Prola ini harus dipertahankan oleh pembuatnya dalam suatu ujian terhadap setiap mata pelajaran yang bersangkutan. Jika seorang taruna telah lulus ujian Paper Prola maka ia dapat dinyatakan lulus P3B dan akan segera dimutasikan ke PUN di Jakarta untuk mangambil Ijazah Negara kepelautan baik MPB III maupun AMK-A.

BALAI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAYARAN ( BPLP)
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 279/OT. 001/Phb. 79 tanggal 19 September 1979 diaturlah organisasi dan tata kerja BPLP, yaitu sebutan baru bagi Unit Diklat yang beralamat di Jalan Singosari No. 2A Semarang tersebut.

Adapun tugas BPLP menurut Keputusan Menteri tersebut ialah melaksakan Diklat kediknasan pra jabatan dan dalam jabatan pada bidang–bidang kepelabuhan, elektro pelayaran Strata A serta Diklat Nautika dan Tehnika tingkat menengah. Program Strata A untuk pertama kalinya dibuka di BPLP Semarang pada tanggal 6 Juli 1981 dengan menerima taruna baru sebanyak 69 orang untuk jurusan Nautika dan 71 orang untuk jurusan Tehnika, masing-masing diambil dari lulusan SMA Paspal atau STM bagian Mesin. Lama pendidikan yang harus dijalani ialah 1,5 tahun teori 1 tahun praktek ditambah 6 bulan teori khusus (3 tahun).

Sedangkan Program Diklat Pelayaran tingkat menengah di BPLP untuk pertama kali dibuka pada tanggal 8 Agustus 1981 untuk mendidik tenaga-tenaga dilingkungan Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Dirjen Perhubungan Laut. Siswa yang diterima sebanyak 30 orang untuk jurusan Nautika dan 30 orang untuk jurusan Tehnika.

Siswa yang diterima untuk program ini berasal dari lulusan SMP atau STM bagian mesin dan diutamakan mereka yang telah memiliki ijazah MPT atau MD/MMD.

Berdasarkan SK. Menteri P dan K Nomor : 065/a/1981 tanggal 11 Pebruari 1981 untuk lulusan Program Strata A tersebut untuk keperluan pengangkatan sebagai pegawai diberi penghargaan setingkat dengan Diploma III ( kira-kira setingkat dengan Sarjana Muda ) dengan beban studi sebesar 114 SKS yang wajib ditempuh selama Diklat.

Info Lebih Lanjut Ke Website Pip : http://www.pip-semarang.ac.id/

Sabtu, 17 April 2010

Wisata Kuliner Warung Biru

Warung Biru
Merupakan warung makan legendaris yang berdiri sejak thn 2000 yang terletak di semarang selatan dijalan wonodri krajan 3 tepatnya pas dibelakang PIP/BPLP semarang,warung tersebut menyajikan masakan khas jawa tengah dengan model prasmanan atau ambil sendiri menu2nya lengkap apapun ada disana disamping itu, jika anda tidak ingin makan anda dapat minum2 saja disana tesedia berbagai minuman dari mulai es campur, es teler, es buah,dll. gorengan juga ada MENDOAN terutama pelayanan ramah dan bersahabat jika anda butuh tas anda juga bisa beli tas disitu warung biru menyediakan bermacam2 tas mulai dari anak2 hingga dewasa .jd disamping rasa haus hilang perut kenyang juga dapat membeli tas dengan harga yang super murah.
BURUAN DATANG DAN RASAKAN SENSASINYA masakan khas jawa tengah..

Member

site stats Visitor

statistics