Seminggu yang lalu saya berkesempatan untuk kembali ke Semarang untuk Acara Nikahan Temen Saya. Kunjungan saya terakhir adalah dua tahun lalu dan seperti biasanya saya tidak punya banyak waktu untuk menjelajah kota ini secara menyeluruh.
Menginap di Horison hotel yang terletak di Simpang Lima saya bisa melihat apa yang terjadi di persimpangan yang sangat terkenal itu, lokasi yang bukan saja menjadi pusat dari kota Semarang melainkan juga pusat aktivitas warga. Banyak kota memiliki simpang lima tetapi Simpang Lima Semarang memiliki kepopuleran yang lebih.
Simpang Lima Semarang di hari Minggu pagi menjadi sasaran bagi warga untuk berolah raga, rekreasi, dan berjualan. Tidak heran kalau pada hari itu kawasan Simpang Lima mendadak menjadi area kaki lima terbesar di Semarang seperti terlihat pada gambar. Di lapangan akan terlihat beberapa kelompok orang dewasa sedang bermain sepak bola. Sementara di pinggiran lapangan beberapa mobil-mobilan bertenaga baterai disewakan kepada orang tua yang membawa anak-anak usia 4-6 tahun.
Pada waktu-waktu tertentu lapangan Simpang Lima dijadikan panggung bagi grup band dari ibu kota di mana masyarakat akan tumpah ruah menikmati hiburan murah meriah.
Mengingat vitalnya daerah ini tidak heran beberapa bangunan komersil penting seperti mal dan hotel berdiri mengelilingi bundaran Simpang Lima ini. Beberapa di antaranya masih sedang dalam proses pembangunan.
Ketika saya memasuki salah satu mal yang terletak bersebelahan dengan hotel tempat saya menginap saya cukup terkagum-kagum dengan perkembangan pusat belanja di kawasan itu. Ternyata ada begitu banyak perubahan khususnya dalam industri restoran dan kafe. Terlihat ada banyak tempat makan sekaligus tempat nongkrong yang tidak sekedar menonjolkan aspek fungsionalnya melainkan juga aspek estetika sehingga orang tidak sekedar kenyang melainkan menikmati suasana nyaman untuk berlama-lama ngobrol ditemani secangkir kopi atau teh.
Semarang sekarang ini bukan Semarang yang tertinggal. Apa yang ada di Jakarta sekarang bisa juga ditemui di Semarang dan Simpang Lima tetaplah ikon yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.