POLITEKNIK ILMU PELAYARAN DAN RIWAYATNYA
Politeknik Ilmu Pelayaran atau yang dulu dikenal BPLP (Badan Pendidikan dan Latihan Pelayaran atau sebelumnya dikenal Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Unit Diklat sebelumya, maka riwayat Politeknik Ilmu Pelayaran tidak dapat lepas dari masa masa sebelumnya.
Sekolah Pelayaran Semarang (SPS)
Mengingat masa itu tenaga Pelaut Bangsa Indonesia masih kurang (sebagian besar masih terdiri dari bangsa Belanda) dan mengingat pula kota Semarang merupakan kota perdagangan dan pelabuhan maka timbulah gagasan Residen Semarang saat itu yakni Almarhum Bp. RT. Milino untuk mendirikan sekolah pelayaran. Sebagai realisasi gagasan tersebut maka pada tanggal 15 Januari 1951 berdirilah Sekolah Pelayaran Semarang (SPS) yang masih berstatus Swasta dengan lokasi sementara meminjam gedung di JL. Karang Temple 121 Semarang. Untuk pertama kali pendaftaran dibuka dengan menerima 48 orang untuk untuk ijazah MPT dan 66 orang untuk jurusan Motor, sedangkan sebagai pemimpin sekolahnya adalah L.W. Van der Heuvel (Syahbandar Semarang). Setelah SPS berjalan kemudian oleh panitia SPS diusahakan agar SPS dapat berstatus negeri. Usaha panitia SPS ini berhasil dengan status Negerinya, terhitung sejak tanggal 28 April 1952 dan lokasinya berpindah ke jalan Siwalan 30 Semarang (Sekarang JL Singosari No.2A).
Sekolah Pelayaran Menengah (SPM)
Sejalan dengan perkembangan maritim dan meningkatnya jumlah kapal niaga Indonesia, maka untuk mengikutinya diperlukan tenaga-tenaga pelaut yang lebih banyak dan lebih cakap. Oleh sebab itu berdasarkan Pengumuman dari Jawatan Pelayaran No. 17/Peng/1/PIP/56 maka pada tanggal 5 Mei 1956, Sekolah Pelayaran Semarang di ubah menjadi Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Semarang. Pada saat transisi ini telah didik sampai angkatan III. Siswa yang diterima untuk jurusan Nautika dari SMP Bag A dan Untuk Teknika dari SMP bag B dan ST bagian Mesin. Tingkat Ijazah yang diberikan kepada lulusan SPM belum ditetapkan. Pada Angkatan tertentu untuk Nautika MPI dan untuk Teknika AMK-PI. Pada angkatan angkatan lainya ada yang MPB III untuk Nautika dan AMK-IS untuk Teknika. Lama Program Pendidikan 3 tahun, terdiri dari 2 tahun teori dan 1 tahun praktek berlayar.
Sehubungan dengan lajunya perkembangan Armada Niaga dan output dari SPM ini belum dapat memenuhi kebutuhan pelaut yang dirasakan kurang, maka Pemerintah mengambil kebijaksanaan memepercepat system Pendidikan dengan cara mengadakan crsh program yang di tuangkan melalui Surat keputusan Menteri Perhubungan No. LP/I/2, tanggal 3 juni 1966, mempersingkat lama pendidikan menjadi 1 tahu 6 bulan, terdiri dari 1 tahun teori 6 bulan praktek berlayar. Sedangkan untuk penerimaannya berubah yakni untuk Jurusan Nautika dari SMA B dan untuk jurusan Teknika dari SMA-B STM Mesin, sistim ini berjalan dari angkatan XIII sampai XVI.
Dengan sistim pendidikan crash program ini dalam waktu relative singkat kebutuhan tenaga pelaut untuk pelayaran interinsuler dapat terpenuhi sehingga di pandang perlu meninjau kembali kebijaksanaan yang telah lalu, maka berdasarkan surat keputusan Dirjen Perhubungan Laut No LP.5/9/6 tanggal 5 desember 1970 sistim pendidikan kembali ke gaya lama yakni untuk Jurusan Nautika diterima dari SMP B dan untuk Jurusan Teknika dari SMP B dan ST bagian Mesin, lama pendidikan 3 tahun, ini berlaku mulai angkatan XVIII hingga angkatan XX pada akhir tahun 1974.
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B)
Menjelang Pelita II kembali dunia pelayaran mengalami kemajuan yang pesat sekali sehingga kebutuhan tenaga pelaut khususnya yang berijazah pelayaran besar dirasakan sangat kurang. Kekurangan iniperlu segera diatasi mengingat sector perhubunagn merupakan jembatan untuk menunjang Pembangunan yang sedang dilaksanakan. Oleh karena itu Menteri Perhubungan Republik Indonesia lewat Surat Keputusan No.Km.41/P/Phb-74 tanggal 25 Februari 1974 menetapkan untuk menyelenggarakan pendidikan Crash Program dengan lama Pendidikan 2 ½ tahun.
Lokasi pendidikan ini berada di Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Semarang, jalan Siwalan no.30 (sekarang jalan Singosari 2A Semarang) dengan menggunakan prsarana, sarana dan fasilitas pendidikan lainya milik SPM, realisasi Surat Keputusan Menteri tersebut dimulai sejak memasuki Pelit II tahun pertama yakni pada bulan April 1974 dengan surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut No.LPD.3/6/5, tanggal 13 Maret 1974 unit diklat ini mengawali pendidikanya.Diklat yang baru ini dengan lama pendidikan 2 ½ tahun ini selanjutnya diberi nama: Pendidikan Perwira Pelayaran Besar disingkat P3B.
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar didirikan untuk memenuhi kebutuhan angkutan laut yang pada dewasa ini dirasakan sangat kurang. P3B merupakan wadah pendidikan milik pemerintah CQ Departemen Perhubungan RI yang dikelola oleh Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan, pusat pendidikan dan latihan perhubungan laut. Saran unit diklat ini untuk mendidik pemuda pemudi Indonesia menjadi Perwira Pelayaran Besar/Niaga dengan lama pendidikan 2 ½ tahun yang terbagi atas:
* Pendidikan Teori didarat selama 1 ½ tahun
* Pendidikan praktek berlayar (prola) 1 tahun
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar ini merupakan Pendidikan pelayaran tingkat tinggi, syarat penerimaanya diambil dari SMU paspal dan STM Mesin. Berdasarkan pola Pendidikan Pelayaran Direktorat Jendral Perhubungan Laut tahun 1974, pendidikan ini bertujuan:
1. Mendidik Pemuda pemuda Indonesia menjadi Perwira Pelayaran Besar/Pelayaran Niaga yang berwatak dan berbudi luhur serta berjiwa Pancasila.
2. Memberikan Pendidikan Tingkat Tinggi.
3. Membimbing menjadi warga Negara yang ahli dalam bidangnya yang mengutamakan pengabdian pada masyarakat, bangsa dan Negara.
4. Membina memupuk rasa kebangsaan dan kesadaran jiwa pelaut Indonesia.
5. Menghasilakn Perwira Pelayaran Besar/ Pelayaran NIaga yang dapat dibanggakan, baik dari segi teknik, watak maupun ketrampilannya dalam mengemudikan kapal dengan efesiensi serta ekonomis dan dapat dipergunkan untuk memenuhi kebutuhan kepentingan Pertahanan dan Keamanan Nasional.
Pendidikan Perwira Pelayararan Besar (P3B) memiliki 2 jurusan pendidikan:
A. Jurusan Nautika
Dengan syarat penerimaanya dari SMA paspal/ IPA. Jurusan ini mendidik calon Perwira Kapal Pelayaran Besar/ Kapal Niaga dengan ijazah Negara;
Mualim Pelayaran Besar Tk III atau Ahli Nautika Kapal Pelayaran Besar Tk III. bidang kepelautan ialah Nahkoda (MPB I)
B Jurusan Teknika
Dengan syarat penerimaanya dari SMA Paspal/ IPA san STM Mesin. Jurusan ini mendidik calon perwira kapal pelayaran besar / pelayaran Niaga dengan ijazah Negara :
Ahli Mesin Kapal Pelayaran Besar Tk A (AMK-A). Goal lulusan ini dalam bidang kepelautan ialah Kepala Kamar Mesin (AMK-C).
Proses Pendidikan
Pendidikan Perwira Pelayaran Besar dalam proses pendidikannya untuk menghasilkan Perwira Pelayaran Besar dalam waktu 2 1/2 tahun terbagi atas 5 semester:
Pendidikan teori yang berupa kuliah kuliah dan laboratorium diberikan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan berdasarkan:
* Peraturan Perijazahan Kepelautan (Diploma Reglemen tahun 1939)
* Peraturan Keselamatan Pelayaran
* Ketentuan ketentuan Pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
* Pengaturan oleh Badan Diklat Departemen Perhubungan dan Pusdiklat Perhubungan Laut.
Di samping kuliah teori diberikan juga praktikum laboratorium dan peninjauan peninjauan peninjauan ke kapal kpal niaga atau galangan kapal. Sedangkan pendidikan di laut yang berupa praktek berlayar atau proyek laut dilakukan di atas kapal Niaga, baik milik pemerintah, swasta maupun asing, dengan bimbingan dari perwira kapal dan pengawasannya oleh P3B. Selama melakukan Proyek Laut, para taruna diwajibkan menyusun kertas kerja (Paper Prola).
Seluruh Taruna Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) diwajibkan tinggal di asrama selama pendidikan teori dengan mematuhi peraturan perauran yang ditetapkan serta tata tertib yang berlaku pada P3B
Maksud pengasramaan ini ialah untuk mendewasakan serta menanamkan displin layaknya seorang perwira, yang nantinya akan memikul tanggung jawab dalam mengemudikan kapal.Seluruh taruna juga wajib mentaati segala peraturan dan tata tertib pendidikan serta mengikuti kuliah secara aktip. Proses Pendidikan untuk memperoleh ijazah kepelautan melewati ujian-ujian yang diselenggarakan setiap 6 bulan sekali yaitu:
Ujian Semester 1 :
Ujian yang diselenggarakan setelah 6 bulan pendidikan.Taruna yang lulus ujian semester I barhak duduk ditingkat II untuk semester berikutnya.
Ujian Semester II:
Ujian yang diselenggarakan setelah 6 bulan pendidikan pada semester II.Taruna yang lulus pada semester II berhak duduk di tingkat III untuk melanjutkan pendidikannya pada semester berikutnya.
Ujian Semester III/Akhir Teori
Ujian yang diselenggarakan setelah enam bulan pendidikan pada semester III.Taruna yang lulus ujian semester III/Akhir teori berhak mengikuti Proyek Laut yang dilaksanakan selama 12 bulan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Panitia Ujian Negara No.736/PU/PB/K.X/’75 tanggal 14 Oktober 1975, P3B adalah Sub Panitia Ujian Negara yang berhak menyelenggarakan Ujian Negara sendiri. Maka ujian akhir teori pada semester III yang dilaksanakan dilaksanakan di P3B selanjutnya merupakan Ujian Negara untuk mamperoleh Ijazah Mualim Pelayaran Besar tingakat IIIatau Ahli Mesin Kapal Pelayaran Besar tingkat A
Setelah lulus ujian akhir teori para taruna dimutasikan ke Pusdiklat Perla untuk mendapatkan fasilitas proyek laut di kapal-kapal niaga dari Pusdiklat. Selama Proyek Laut para taruna melakukan penyelidikan dan penelitian-penelitian di atas kapal dengan bimbingan dari Perwira-perwira kapal untuk bahan penyusunan Paper Prola.
Paper Prola ini harus dipertahankan oleh pembuatnya dalam suatu ujian terhadap setiap mata pelajaran yang bersangkutan. Jika seorang taruna telah lulus ujian Paper Prola maka ia dapat dinyatakan lulus P3B dan akan segera dimutasikan ke PUN di Jakarta untuk mangambil Ijazah Negara kepelautan baik MPB III maupun AMK-A.
BALAI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAYARAN ( BPLP)
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 279/OT. 001/Phb. 79 tanggal 19 September 1979 diaturlah organisasi dan tata kerja BPLP, yaitu sebutan baru bagi Unit Diklat yang beralamat di Jalan Singosari No. 2A Semarang tersebut.
Adapun tugas BPLP menurut Keputusan Menteri tersebut ialah melaksakan Diklat kediknasan pra jabatan dan dalam jabatan pada bidang–bidang kepelabuhan, elektro pelayaran Strata A serta Diklat Nautika dan Tehnika tingkat menengah. Program Strata A untuk pertama kalinya dibuka di BPLP Semarang pada tanggal 6 Juli 1981 dengan menerima taruna baru sebanyak 69 orang untuk jurusan Nautika dan 71 orang untuk jurusan Tehnika, masing-masing diambil dari lulusan SMA Paspal atau STM bagian Mesin. Lama pendidikan yang harus dijalani ialah 1,5 tahun teori 1 tahun praktek ditambah 6 bulan teori khusus (3 tahun).
Sedangkan Program Diklat Pelayaran tingkat menengah di BPLP untuk pertama kali dibuka pada tanggal 8 Agustus 1981 untuk mendidik tenaga-tenaga dilingkungan Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Dirjen Perhubungan Laut. Siswa yang diterima sebanyak 30 orang untuk jurusan Nautika dan 30 orang untuk jurusan Tehnika.
Siswa yang diterima untuk program ini berasal dari lulusan SMP atau STM bagian mesin dan diutamakan mereka yang telah memiliki ijazah MPT atau MD/MMD.
Berdasarkan SK. Menteri P dan K Nomor : 065/a/1981 tanggal 11 Pebruari 1981 untuk lulusan Program Strata A tersebut untuk keperluan pengangkatan sebagai pegawai diberi penghargaan setingkat dengan Diploma III ( kira-kira setingkat dengan Sarjana Muda ) dengan beban studi sebesar 114 SKS yang wajib ditempuh selama Diklat.
Info Lebih Lanjut Ke Website Pip :
http://www.pip-semarang.ac.id/